Mengenal Gejala Fimosis pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Lingerie S-L Lingerie M-XXXL Lingerie XXL-5XL
CARA ORDER:
Ketik NAMA, ALAMAT, KODE PRODUK (jika order lebih dari satu, pisahkan kode dengan koma) kirim ke WhatsApp di 0822.8383.2033
Kategori: Parenting

Gejala Fimosis pada Bayi – Kamu sudah pernah mendengar fimosis belum? Untuk kamu yang dianugerahi anak laki-laki, informasi ini sepertinya penting. Sebagian anak laki-laki mengalami fimosis. Oleh karena itu, mari mengenal fimosis pada bayi agar kamu tahu apa yang harus dilakukan.

Pengertian Fimosis

Fimosis merupakan kelainan pada penis bayi laki-laki. Jika kamu menemukan perlekatan antara bagian kulit kulup dengan bagian kepala penis sampai menutup lubang penis, berarti si kecil mengalami fimosis. Adanya penyempitan pada ujung kulit bagian depan alat kelamin ini akan sedikit menyiksa serta mengganggu kesehatan bayi. Kasihan banget ya?

Fimosis Bisa Dialami Bayi

Sebenarnya, fimosis dapat dialami laki-laki dengan berbagai usia termasuk bayi yang baru dilahirkan. Biasanya pada bayi, fimosis terjadi karena kelainan bawaan. Tapi bisa juga dialami bayi karena kebersihan penis yang tidak terjaga dengan baik.

Fimosis bisa menjadi gangguan yang cukup serius sebab akan muncul gejala kemerahan, peradangan pada bagian kepala penis, hingga mengalami demam yang diakibatkan masalah pada saluran kemih.

Jangan panik dulu ya, biasanya saat usia bayi 2 tahun dia akan sembuh dari fimosis. Tapi, jika fimosis tidak kunjung normal pada usia itu, segera bawa ke dokter ya?

10 Kalimat Ajaib untuk Mengatasi Anak Menangis Tanpa Sebab

Baik untuk Pertumbuhan, Bagaimana Tips Agar Anak Suka Ikan?

Gejala Fimosis pada Bayi

Biar kamu semakin paham, berikut ini gejala fimosis yang dapat diamati.

Kulup Tidak Bisa Ditarik

Kulup itu bersifat elastis, sementara kulup bayi yang terkena fimosis tidak bisa ditarik ke belakang. Akibatnya, kepala penis bayi jadi tidak kelihatan. Coba amati kondisi alat kelamin anak ketika sedang memandikannya. Selain itu, ujung penis bayi juga tampak menyempit.

Urin hanya Menetes

Ketika bayi ingin buang air kecil, kepala penis akan menggelembung karena sedang menampung urin di kulit. Nah, saat gelembungnya sudah cukup tinggi, air seni akan keluar. Coba perhatikan apakah ada bocoran air dari kulit penis atau tidak. Fimosis juga menyebabkan air seni kurang lancar.

Biasanya sisa air seni berada di balik kulit penis. Oleh karena itu, menjaga kebersihan serta kondisi kulit penis bayi sangat penting. Kalau tidak, sisa urin yang tidak keluar dan kotoran lainnya akan tertimbun dan memicu bakteri untuk tumbuh.

Penis Bengkak

Fimosis juga biasanya menyebabkan pembengkakan pada penis. Tidak cuma bengkak, abayi akan merasakan nyeri dan mengalami balanitis (peradangan).

Demam

Bayi juga akan merasakan demam. Hal ini terjadi karena infeks yang pada saluran kemih karena pertumbuhan bakteri. Bagian-bagian yang mengalami infeksi adalah sekitar kulit, bagian kepala penis, hingga saluran kemih. Tidak heran jika bayi akan sering rewel.

Kehilangan Nafsu Makan

Bayi jadi malas makan atau minum susu. Demam yang dialami juga turut berpengaruh pada nafsu makan atau minum susu. Bayi merasa kurang nyaman pada alat vitalnya ditambah demam yang menyerang.

Cara Menangani Bayi yang Mengalami Fimosis

Banyak orang yang berpendapat kalau fimosis pada bayi tidak perlu ditakutkan. Tapi, kmau tetap tidak boleh menyepelekan kondisi ini karena bisa membahayakan.

Fimosis yang tidak tertangani akan tetap menempel pada anak hingga dia besar. Dia akan bermasalah ketika buang air kecil. Lebih lagi, fimosis berkepanjangan akan mengundang masalah kesehatan lainnya.

Anak akan merasa nyeri, iritasi bahkan susah melakukan hubungan seksual saat dewasa nanti. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi fimosis sedini mungkin.

Hal yang tidak boleh kamu lakukan adalah menarik paksa kulup dengan kepala penis. Hal ini berisiko mengakibatkan luka pada kulit kulup. Tindakan yang bisa kamu lakukan antara lain:

Kurangi Pemakaian Diapers

Pemakaian popok sekali pakai yang terlalu lama durasinya akan memicu infeksi kulit kelamin pada anak. Kebiasaan memakai diapers terlalu lama bisa meningkatkan risko terkena fimosis. Sebaiknya, beri jeda dengan tidak menggunakan diapers selama 15 menit setiap hari. Dengan begitu, kulit bayi akan bernapas dengan bebas.

Membersihkan Genital Bayi dengan Benar

Dengan memperketat kebersihan, risiko terkena penyakit tentu dapat diminimalisasi. Bersihkan penis bayi dengan air hangat saat mandi. Setelah buang air kecil, gunakan kasa untuk mengusap urin atau kotoran sampai bersih.

Jangan lupa bilas dengan air hangat untuk sterilisasi. O ya, jangan cuma fokus pada jung penis ya, kamu juga harus membersihkan seluruh area penis sampai selangkangan. Gunakan handuk lembut untuk mengeringkannya sebelum memakai popok kembali.

Memberi Obat

Oleskan krim atau obat untuk meringankan fimosis pada bayi yang diresepkan dokter. Berikan pada ujung kulit kepala penis. Lakukan sesuai petunjuk agar kulit kulup mengendur.

Sunat

Cara ini merupakan cara yang paling banyak direkomendasikan untuk mengatasi fimosis. Ketika anak disunat, kulit kulup yang menutupi kepala penis akan dipotong. Dengan begitu, saluran kencing dapat terbuka kembali. Tapi, jangan buru-buru menentukan menyunat anak sebelum berkonsultasi ke doter ya. Siapa tahu ada solus lainnya.

Hindari Bedak dan Sabun Berpewangi

Bedak dan sabun yang mengandung pewangi mungkin membuat penampilan bayi paripurna. Tapi kedua produk ini bisa mengundang masalah. Bisa jadi fimosis akan bertambah parah. Menggunakan sabun dan bedak berpewangi akan menyebabkan iritasi.

Nah, itu dia gejala fimosis pada bayi dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat ya, terutama buat kamu yag memiliki anak laki-laki.  

Tags: , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *